TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Donald Trump dapat menyatakan perang terhadap Iran tanpa sepengetahuan atau seizin Kongres. Pemerintahan Trump punya alasan dengan mengandalkan elemen kunci berupa pertalian antara al-Qaeda dengan Iran dan menyebut Iran sebagai teroris yang mengancam AS.
Baca juga: Arab Saudi Disebut Izinkan AS Kerahkan Pasukan untuk Tekan Iran
Selain itu, AS juga telah memasukkan Pasukan Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris. Beberapa minggu terakhir, pemerintahan Trumptelah menudin Iran membantu al-Qaeda dan terkait dengan jaringan teroris yang mengancam Kedutaan AS di Baghdad, Irak.
Awal Mei ini, AS mengirimkan kapal induk Abraham Lincoln ke perairan Teluk Persia sebagai balasan atas laporan intelijen bahwa Iran telah memberi proksi lampu hijau untuk menyerang personil AS dan aset AS di kawasan itu.
Baca juga: Iran Terancam Berperang dengan AS, Apa Reaksi Penduduk Teheran?
Seperti disampaikan beberapa sumber CNN, bahwa elemen kunci tersebut akan memberikan pembenaran kepada pemerintahan Trump untuk memerangi Iran dengan memberlakukan resolusi serangan teroris 11 September 2001, di mana presiden memiliki wewenang menggunakan kekuatan militer, jika diperlukan.
Dalam undang-undang mengenai penggunaan kekuatan militer, presiden diberi kewenangan menggunakan kekuatan militer menghadapi negara, lembaga, atau orang yang dia anggap merancang, mengizinkan untuk melakukan, atau membantu serangan teroris pada 11 September 2001.
Ahli hukum dari Universitas Yale, Harold Koh yang pernah menjadi pengacara top Kementerian Luar Negeri di masa Hillary Clinton menjabat sebagai menteri luar negeri mengatakan, semuanya dibangun agar mereka tidak pergi ke Kongres meminta persetujuan.
Baca juga: Raja Salman Undang Teluk dan Arab Gelar Pertemuan Darurat
"Saran bahwa Iran menyerang kami atas peristiwa 9/11 adalah konyol," kata Koh seperti dikutip dari Asharaq Al Awsat, Minggu, 19 Mei 2019.
Sementara kesan Trump berseberangan dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Penasehat Keamanan AS John Bolton disebut sebagai upaya mengecoh Iran seolah terjadi konflik di antara mereka.